Setelah melewati ribuan mil, akhirnya tim web STIE SBI sampai juga ke timur ujung perbatasan negeri, tepatnya di Atambua Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

Beruntung, kadatangan kami di Bulan Maret disambut dengan hujan yang turun setiap pagi dan malam hari, jadi kondisi di beberapa wilayah di Atambua tidak terlihat begitu gersang dan panas.

Tumbuhan pohon hutan khas Atambua mulai menghijau kembali , dan terlihat hampir disepanjang perjalanan dari Kupang menuju Atambua.

Setelah tiba di Bandara Udara Eltari Kupang dari Juanda Surabaya dengan menempuh 2,5 jam, kami mendarat dengan sempurna. Dan ketika turun dari pesawat, aroma khas timur mulai terasa, hangat dan bersahabat. Kamipun bergegas menuju ke agen travel yang akan membawa kami melanjutkan perjalanan menuju Atambua dengan waktu tempuh sekitar 8 jam perjalanan melalui darat.

Sebenarnya perjalanan dapat dilanjutkan kembali melalui jalur udara dengan pesawat jenis twin_turboprop yang menuju bandara AA Bere Tallo – Atambua, namun karena pertimbangan ingin merasakan sensasi melalui jalur darat, akhirnya kami sepakat dengan team menggunakan travel. Travel ternyata dalam sehari hanya melakukan perjalanan selama 3 kali saja yaitu pada jam 6.00, 10.00 dan jam 13 siang….

Tiba di Atambua, kami langsung menuju ke perbatasan yang memang dari awal menjadi tujuan utama kami. Dengan menggunakan sepeda motor sewaan, kami akhirnya sampai juga ke Motaain, salah satu dari 3 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Nusa Tenggara Timur khususnya di Atambua.

Meskipun baru pukul 9.30 waktu setempat, panas dan terik sangat terasa ketika tim STIE SBI menginjakan kaki di PLBN Motaain tersebut. Sinar matahari cukup membuat kulit yang tadinya berwarna cokelat terang, menjadi cokelat gelap dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Langit cerah di Kabupaten Belu, kawasan perbatasan Indonesia dengan Timor Leste menjadi saksi ketika kita berada di sekitaran Sungai Malibaka di sekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebagai informasi, Gedung PLBN ini diresmikan Presiden Jokowi pada tanggal 28 Desember 2016, dan hingga saat ini pembangunan di PLBN ini masih terus dilanjutkan, terlihat disana-sini konstruksi bangunan disempurnakan.

Pantauan kami, saat ini PLBN tengah memasuki pembangunan tahap II yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2018.

Disisi selatan, terlihat rangka-rangka bangunan yang belum diberi atap dan menurut informasi gedung bangunan ini sedianya akan digunakan sebagai pasar yang diharapkan dapat digunakan warga Belu – NTT dan Timor Leste. Dan sebelumnya setiap hari Kamis, ada pasar terbuka di perbatasan yang masuk ke wilayah Timor Leste, yang dibuka untuk umum, namun jika ingin masuk ke wilayah tersebut (menuju pasar perbatasan) cukup ijin kepada petugas yang ada di PLBN.

Selain akan ada pasar di wilayah PLBN Indonesia, nantinya di PLBN ini juga akan ada , mess pegawai, wisma Indonesia, pemindai sinar-X, hingga lapangan olahraga yang tentunya dapat dipastikan untuk memperindah PLBN Indonesia. (Anang)

BERITA